Aidh Al Qarni: Alhamdulillah, Dua Peluru Telah Dikeluarkan Dari Tubuhku

Syaikh Dr Aidh Al Qarni bersyukur kepada Allah karena operasi berjalan lancar dan dua peluru yang bersarang di tubuhnya sudah dikeluarkan. Hal itu disampaikan melalui akun Facebook resminya yang diikuti 12 juta lebih pengguna Facebook.

“Alhamdulillah, operasi telah selesai dan dua buah peluru sudah dikeluarkan dari tubuhku,” tulis Aidh Al Qarni, Kamis (3/3/2016) malam.


Ulama dan penulis produktif itu juga mengabarkan bahwa kondisinya baik-baik saja. Ia berterima kasih kepada seluruh kaum muslimin yang telah mendoakannya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Aidh Al Qarni mengalami luka-luka dalam serangan bersenjata di Filipina, Selasa (1/3/2016), usai ceramah di Western Mindanao State University.

Al Arabiya menyebutkan, Aidh Al Qarni mengalami beberapa cedera di lengannya kemudian dilarikan ke rumah sakit. Laporan polisi menyatakan bahwa Al Qarni ditembak di bahu kanan, lengan kiri dan dada.

Aidh Al Qarni merupakan dai yang sangat populer di Timur Tengah dan karya-karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Di Indonesia, Aidh Al Qarni terkenal dengan karyanya yang menjadi best seller di tanah air berjudul La Tahzan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]

Rico Prasetyo adalah Guru Penuh Talenta


SIAPA?
Rico Prasetyo adalah Guru Penuh Talenta. Guru matematika SMPIT Harapan Bunda yang mampu merubah sulit & seramnya matematika menjadi mudah dan menyenangkan. Banyak karya dari ketekunan beliau ;buku pendampingan Ujian Nasional, E-learning, Poster matematika, Aplikasi rapot K 13 dll

Beliau kini lolos 10 besar dalam ujian guru matematika SMP tingkat Propinsi Jawa Tengah yang akan masuk final tingkat nasional tanggal 16 April di Bogor.

Kesehariannya yang berprofesi sebagai guru kelas dan pengajar pelajaran khusus matematika kelas enam SDIT Harpan Bunda, dalam rangka persiapan Ujian Nasional. Di luar aktivitasnya mengajar beliau juga sibuk dengan kegiatan di luar sekolah yakni dengan mendirikan lembaga bimbingan belajar yang beliau namai Lembaga Bimbingan Belajar Big Bang. Sudah banyak murid yang memanfaatkan dari lembaga yang dia dirikan itu.

Rico Prasetyo adalah Guru Penuh Talenta. Guru matematika SMPIT Harapan Bunda yang mampu merubah sulit & seramnya matematika menjadi mudah dan menyenangkan. Banyak karya dari ketekunan beliau ;buku pendampingan Ujian Nasional, E-learning, Poster matematika, Aplikasi rapot K 13 dll. Beliau kini lolos 10 besar dalam ujian guru matematika SMP tingkat Propinsi Jawa Tengah yang akan masuk final tingkat nasional tanggal 16 April di Bogor.


4 Cara Aman Untuk Melihat Gerhana Matahari

Sebentar lagi akan ada peristiwa yang sudah ditunggu-tunggu yakni gerhana matahari. Apa sih untungnya mengamati fenomena gerhana matahari? Kebanyakan orang mungkin akan bilang, Ah, cuma buang-buang waktu saja, mending bekerja mendapatkan uang. Namun tidak bagi sebagian orang, gerhana matahari yang diprediksi akan terjadi 9 Maret 2016 nanti, akan berulang sekian puluh tahun lagi. Disamping itu dalam Islam, peristiwa gerhana matahari merupakan sebuah tanda kebesaran dari Alloh SWT. yang patut disyukuri dan direnungkan, karena Alloh yang Berkuasa menjadikan gerhan Matahari dan ALloh lah juga yang Berkuasa mengembalikan seperti semula. Oleh karena itu umat muslim disunnahkan untuk melaksanakan sholat sunnah gerhana matahari.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengamati peristiwa gerhana matahari ini.
  1. Melihat Gerhana secara Langsung
welder-glass-210px
Yang dimaksud bukan secara langsung dengan mata telanjang, mata langsung menatap matahari, melainkan dengan bahan yang mampu mereduksi sinar matahari yang masuk ke mata, misal dengan kertas ‘grenjeng’ rokok, dengan kaca hitam ditumpuk berlapis-lapis, dengan klis film bekas atau dengan compact disk (CD) bekas. Meskipun barang-barang tadi tidak mampu menyerap radiasi yang dipancarkan matahari, sehingga radiasi matahari menembus bahan-bahan tadi hingga dapat merusak mata. Jadi melihat gerhana matahari secara langsung perlu kehati-hatian yang tinggi, karena resiko yang akan terjadi apabila kita salah dalam memilih bahan yang akan digunakan.
Bahan apa yang paling baik untuk digunakan? Bahan yang direkomendasikan oleh skyandtelescope.com bahan kaca khusus yang dproduksi untuk mengurangi radiasi matahari #14 arcwelder’s glass.
2. Proyeksi Sinar Matahari dengan Lubang Jarum
pinhole_projection_m

Membuat proyeksi sinar matahari dengan lubang jarum. Dengan melubangi satu sisi sebesar jarum kemudian bagian dalam sisi yang berlawanan diletakan kertas putih untuk menangkap proyeksi. Bisa dilihat seperti gambar.
3. Proyeksi Sinar Matahari dengan Teleskop atau Binokular
telescope_projection_m
Cara ini hampir sama dengan Cara Proyeksi sinar matahari dengan lubang jarum, hanya bedanya kotak kardus diganti dengan teleskop (teropong bintang) atau teropong gunung (binokular).
Cara merangkai alatnya seperti gambar, arahkan lensa obyektif teleskop ke matahari, kemudian pada bagian belakang teleskop diletakkan kertas putih yang bergungsi sebagai layar (scree) proyeksi sinar matahari. Ada sedikit perubahan pada teleskop dengan melepas lensa eyepiece teleskop. Begitu juga dengan teropong binokular.
4. Melihat Gerhana langsung dengan Teleskop berfilter
1070_SolarObs_full-900x675
Melakukan pengamatan gerhana dengan menggunakan teleskop yang sudah dibetambah filter pada ujungnya.
Diantara peralatan yang bisa digunakan untuk pengamatan diantaranya seperti gambar di bawah ini.
Solar-filters-King-Sun1024x777
Demikianlah artikel sederhana 4 Cara Aman untuk melihat gerhana Matahari, semoga bermanfaat.

Gerhana Matahari Dan Bulan Dalam Tinjauan Syariat Serta Hukum Dan Cara Shalat Gerhana

Gerhana Matahari Dan Bulan Dalam Tinjauan Syariat Serta Hukum Dan Cara Shalat Gerhana 
Istilah
Secara istilah, gerhana matahari dan bulan disebut dengan
istilah kusuf (كسوف)  atau khusuf (حسوف). Kedua kata tersebut merupakan sinonim yang berarti perubahan pada keduanya dan berkurangnya cahaya padanya. Secara sederhana kita mengartikannay dengan istilah: Gerhana.
Ada pula yang mengatakan bahwa istilah kusuf untuk matahari sehingga disebut ‘kusuf asy-syams’ (gerhana matahari) sedangkan khusuf untuk bulan, sehingga dikatakan ‘khusuf al-qamar’ (gerhana bulan).
Hikmah Dibalik Peristiwa Gerhana
Banyak cerita khurafat dan tahayyul beredar di masyarakat seputar terjadinya gerhana. Namun syariat telah menyatakan dengan tegas nilai-nilai yang terkandung dibalik terjadinya peristiwa tersebut. Di antaranya adalah:
1-    Menunjukkan salah satu keagungan dan kekuasaan Allah Ta’ala yang Maha mengatur alam ini.
2-    Untuk menimbulkan rasa gentar di hati setiap hamba atas kebesaran Allah Ta’ala dan azab-Nya bagi siapa yang tidak taat kepada-Nya.
Rasulullah saw bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَصَلُّوا  (رواه البخاري)

“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya. Akan tetapi keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Jika kalian menyaksikannya, maka hendaklah kalian shalat.” (HR. Bukhari)
Dalam redaksi yang lain, Bukhari juga meriwayatkan,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ

“Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah, keduanya  tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya.. Akan tetapi Allah hendak membuat gentar para hamba-Nya.” (HR. Bukhari)
Disamping hal ini juga mengingatkan seseorang dengan kejadian hari kiamat yang salah satu bentuknya adalah terjadinya gerhana dan menyatunya matahari dengan bulan, seperti Allah nyatakan dalam surat Al-Qiyamah: 8-9.

وَخَسَفَ الْقَمَرُ . وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ (سورة القيامة)

“Dan apabila bulan telah hilang cahayanya. Dan Matahari dan bulan dikumpulkan.” (QS. Al-Qiyamah: 8-9)
Shalat Gerhana
Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan shalat apabila mereka menyaksikan peristiwa gerhana, baik matahari maupun bulan, sebagaimana diisyaratkan dalam hadits di atas, juga sebagaimana riwayat adanya perbuatan Rasulullah saw tentang hal tsb.
Para ulama menyimpulkan bahwa hukum shalat gerhana adalah sunah. Imam Nawawi rahimahullah  menyatakan bahwa sunahnya shalat gerhana merupakan ijma ulama (Lihat: Syarah Muslim, 6/451). Ibnu Qudamah dan Ibnu Hajar menyatakan bahwa shalat gerhana merupakan sunnah  mu’akkadah/sunah yang sangat ditekankan (Al-Mughni, 3/330, Fathul Bari, 2/527). Sebagian ulama bahkan menyatakan kewajiban shalat gerhana, karena Rasulullah saw melaksanakannya dan memerintahkannya. Ibnu Qayim menyatakan bahwa pendapat ini (wajibnya shalat gerhana) merupakan pendapat yang kuat. (Kitab Ash-Shalah, Ibnu Qayim, hal. 15).
Di sisi lain, karena jarang kaum muslimin yang mengenal dan melaksanakan shalat gerhana, maka dengan melakukannya maka dia akan mendapatkan keutamaan orang yang menghidupan sunah.
Adab Shalat Gerhana
1.    Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana bulan dan matahari. Baik karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
2.     Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi saw dalam shalat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam shalat kusuf, Rasulullah saw diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka. Bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai shalat gerhana, beliau bersabda,

يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا (متفق عليه)

“Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Muttafa alaih)
3.    Menyeru dengan panggilan “Asshalaatu Jaami’ah” . Maksunya adalah panggilan untuk melakukan shalat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah saw memerintahkan untuk menyerukan “Ashshalaatu Jaami’ah” (HR. Abu Daud dan Nasa’i)
Tidak ada azan dan iqamah bagi shalat gerhana. Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada shalat fardhu yang lima.
4.    Disunahkan mengeraskan bacaan surat, baik shalatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal tersebut dilakukan Rasulullah saw dalam shalat gerhana (Muttafaq alaih).
5.    Shalat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. Rasulullah saw selalu melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat. Akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. (Lihat: Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/323)
6.    Wanita boleh ikut shalat berjamaah di belakang barisan laki-laki. Diriwayatkan bahwa Aisyah dan Asma ikut shalat gerhana bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari).
7.    Disunahkan memanjangkan bacaan surat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw dalam shalat gerhana memanjangkan bacaannya. (Muttafaq alaih). Namun hendaknya tetap mempertimbangkan kemampuan dan kondisi jamaah.
8.    Disunahkan menyampaikan khutbah setelah selesai shalat, berdasarkan perbuatan Nabi saw bahwa beliau setelah selesai shalat naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah (HR. Nasa’i). Sejumlah ulama menguatkan bahwa khutbah yang disampaikan hanya sekali saja, tidak dua kali seperti shalat Jumat. Sebagian ulama menganggap tidak ada sunah khutbah selesai shalat. Akan tetapi petunjuk hadits lebih menguatkan disunahkannya khutbah setelah shalat gerhana. Wallahua’lam.
9.       Dianjurkan memperbanyak istighfar, berzikir dan berdoa, bertakbir, memedekakan budak, shalat serta berlindung kepada Allah dari azab neraka dan azab kubur.
Tata Cara Shalat Gerhana
Pelaksanaan shalat gerhana agak berbeda dari shalat pada umumnya. Banyak yang tidak mengetahuinya karena jarang dilaksanakan dan tidak memiliki waktu yang tetap.
Shalat diawali seperti biasa dengan bertakbiratul ihram, lalu membaca doa istiftah, kemudian membaca ta’awwuz (a’uzubillahiminsyaitanirrajim), lalu membaca basmalah, kemudian membaca surat Al-Fatihah. Setelah itu, membaca surat yang panjang dengan mengeraskan suara.
Selesai membaca surat, melakukan ruku dengan panjang dan mengulang-ulang bacaan ruku. Selesai ruku bangkit dengan membaca  Sami’allahu liman hamidah, kemudian membaca ‘Rabbanaa walakal hamdu.
Setelah itu tidak sujud seperti shalat lainnya, melainkan membaca surat Al-Fatihah lagi, lalu membaca surat lagi yang berbeda dari sebelumnya. Kemudian ruku kembali dengan lama. Selesai ruku, bangkit kembali dengan membaca Sami’allahu liman hamidahrabbanaa walakal hamdu. Selesai I’tidal, bertakbir untuk sujud. Lalu sujud dengan lama selama rukunya. Lalu dia bertakbir bangun dari sujud dan duduk di antara dua sujud dengan lama selama dia melakukan sujud, kemudian bertakbir lagi untuk sujud dengan lama.
Setelah itu bertakbir untuk bangkit dari sujud dan berdiri untuk rakaat kedua dan melakukan hal yang sama seperti pada rakaat pertama (dua kali membaca Al-Fatihah dan surat, dua kali ruku serta dua kali sujud).
Setelah itu melakukan tasyahhud dan bersalawat kepada Nabi saw. Kemudian menyudahi shalat dengan salam.
Kesimpulannya, shalat gerhana dalam satu rakaat, ada dua kali berdiri, dua kali membaca Al-Fatihah dan surat, dua kali ruku dan dua kali sujud.
Cara ini dijelaskan dalam hadits Aisyah radhiallahu anha ketika menjelaskan cara shalat gerhana yang dilakukan Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim (muttafaq alaih). Dan cara inilah yang paling kuat dari perbedaan pendapat para ulama tentang hal tsb. Wallahua’lam.
Waktu Shalat Gerhana
Waktu shalat gerhana berlaku ketika proses gerhana mulai terjadi hingga gerhana selesai. Jika ketika shalat gerhananya selesai, maka lanjutkan shalat dengan mempercepat shalatnya. Jika selesai shalat gerhana, proses gerhana masih berlangsung, tidak perlu melanjutkan shalat lagi, cukup membaca doa dan istigfhar yang banyak. Jika tidak sempat shalat saat terjadi gerhana, maka tidak disunahkan melakukan qada atasnya.
Wallahu ta’ala A’lam bishshawab…
Sumber: Shalatul Mu’min, DR. Said bin Ali Al-Qahthani, hafizahullah

Cara buat Teleskop Bintang dari Bekas Lensa Fotokopi

Sahabat semua yang kami hormati, tentunya bagi penggemar astronomi tidak bisa dipisahkan dari alat yang satu ini, yaitu Teleskop. Ya Teleskop adalah alat yang digunakan para astronom dunia baik yang masig amatir amupun yang sudah profesional untuk eksplorasi benda-benda angkasa. Ketka penghobi pengamatan astrnomi ditanya, apakah pengin punya teleskop makan akan dijawab 'YA', apakah tahu cara membeli atau mendapatkannya? sebagian besar akan menjawab 'BELUM TAHU', kemudian ketika ditanya apakah bisa buat sendiri, sebagian besar juga akan menjawab, 'BELUM BISA'. Nah, akan kami beberkan cara membuat teleskop sederhana yang mampu digunakan untuk pengamatan benda-benda langit seperti bintang, bulan maupun matahari. Tentunya dari cara sederhana tidak bisa dibandingkan dengan peralatan yang terbuat dari mesin-mesin canggih. Hasilnya pun tdak bisa kita bandingkan dengan telekop-teleskop yang canggih yang beredar dipasaran. Bila ingin kosultasi tentang teleskop bisa hubungi kami di web resmi penjualan oline kami di www.androlenz.com.
Cara atau Tutorial buat Teleskop sederhana dari bekas Lensa Mesin Fotokopi
Tuisan ini bersumber dari Agan Agus Siswanto yang dipublish di blog resmi Surabaya Astronomi Club. Teleskop, itulah kata yang tdk bisa dipisahkan dgn astronomi. Teleskop ibarat mata ke-2 buat para astronom. Tidak lengkap rasanya kita menikmati benda langit tanpa kehadiran teleskop. Yang jadi masalah tidak semua astronom amatir mempunyai teleskop. Yang menjadi kendala utama adalah harga teleskop yan[g lumayan mahal. Selain itu terbatasnya penjual teleskop juga menjadi kendala. Maka dari itu pada tulisan kali ini saya akan mengulas cara membuat teleskop sederhana dengan bahan yang murah dan mudah didapat. 
Langkah pertama, Siapkan Bahan-bahannya :
  1. Lensa fotocopy
  2. Lensa mainan laser/lensa bekas kamera jadul
  3. Paralon 2 1/2 dim
  4. Paralon 1 dim
  5. Sok 2 1/2 dim –> 2 dim
  6. Tutup paralon 2 dim
  7. Sambungan/sok 1 dim
  8. Gear mainan bayblade
Langkah kedua, lakukan 8 Langkah Mudah buat Teleskop dari bekas Lensa Fotokopi
1. Lensa fotocopy digunakan sebagai lensa obyektif teleskop.
Lensa ini bisa kita beli di pasar loak. 1 set lensa fotocopy terdiri dari 4 lensa yaitu 2 lensa cembung dan 2 lensa cekung (gambar 1). Yg kita gunakan nanti cuma 2 lensa saja yaitu 1 lensa cekung n cembung. Jd rumah lensa kita potong untuk memisahkan 4 lensa jadi 2 bagian. Setelah dipisah kita akan mendapatkan lensa obyektif dgn panjang fokus +- 50cm.
Set lensa fotokopi. Sumber foto : Agus Siswanto
2. Lensa laser kita gunakan sebagai okuler/eyepice dari teleskop
Dengan diameter +- 6mm dan fokus +- 8mm (gambar 2). Lepas lensa laser dari rumah laser dengan cara digergaji. Jika memakai lensa bekas kamera jadul maka fokus yang kita dapat sekitar 25mm. Untuk rumus pembesaran teleskop, adalah:
pembesaran= fob : fok dimana: fob = fokus lensa obyektif fok = fokus lensa okuler
Lensa eyepiece. Sumber foto : Agus Siswanto

3. Membuat badan teleskop dari paralon 2 1/2 dim
Untuk menentukan panjang tabung teleskop kita ukur dulu panjang fokus lensa obyektif. Biasanya lensa fotocopy mempunyai panjang fokus +- 50cm. Umpama panjang fokus lensa obyektif 50cm, maka buat panjang body teleskop 40-45cm, karena kita butuh ruang untuk fokuser. Untuk mengurangi cahaya liar dari tabung teleskop, cat bagian dalam tabung teleskop dgn warna hitam dob. Juga pasang diafragma pada tengah2 tabung. Diafragma bisa dibuat dari apa saja yang penting mempunyai diameter lubang 1/2 dari diameter tabung. Kita bisa mempergunakan diafragma dari lensa fotocopy (gambar 3).
Foto ring adapter untuk menyambung pralon. Sumber foto : Agus Siswanto

4. Pasang lensa fotocopy yg sdh dipotong dibagian depan tabung teleskop
Posisi pemasangan adalah lensa cembung di bagian depan. Ini bertujuan agar kita mendapat fokus yg maksimal. Waktu memasang lensa fotocopy pada tabung balut body lensa dgn sedikit isolatif agar lensa terpasang pas pada tabung. Perhatikan juga kelurusan lensa degan tabung karena ini akan berpengaruh pada hasil gambar.

5. Pembuatan fokuser
Fokuser bisa kita buat degan model geser atau model pake gear. Yang akan kita bahas kali ini yang model gear. Siapkan paralon 1 dim sepanjang +-10cm. Kemudian tempel gear penarik mainan beblade pada paralon tersebut. Selanjutnya lubangi tutup paralon 2 dim sebesar sok 1 dim pas di tengah. Sebelum sok 1 dim dipasang pada tutup 2 dim, belah terlebih dahulu selebar gear penarik beblade yang sudah terpasang pada body fokuser tadi. Ini berguna untuk tempat gear keluar masuk. Baru setelah itu pasang sok 1 dim tadi pada tutup 2 dim dan lem. INGAT!!! Jgn lupa untuk mengatur kelurusannya. Baru setelah itu body fokuser bisa dipasang pada sok 1 dim yang sudah menempel pada tutup 2 dim. Langkah selanjutnya adalah memasang gear pemutar yang terbuat dari gaer beblade juga. Setelah gear pemutar terpasang, lalu gabungkan tutup 2 dim dengan sok 2 dim —> 2 1/2 dim. Nah fokuser sudah jadi deh (gambar 4).
Penampakan adapter antara eyepiece dengan tabung lensa obyektif Sumber foto : Agus Siswanto

6. Pasang fokuser pada body teleskop & atur agar benar2 center dgn lensa obyektif
Terus untuk bagian depan tele bisa ditambahkan scope yg berfungsi sebagai pengumpul cahaya. Scope bisa dibuat dari sok paralon 2 1/2 dim —-> 3 dim. Jangan lupa cat bagian dalam scope dengan cat hitam dob. Setelah semua terpasang tinggal pasang okuler pada ujung fokuser dan jadi dech tele lensa fotocopy.
7. Pasang cermin pembalik
Untuk lebih memudahkan pengamatan bisa juga dibuat cermin diagonal yang berfungsi juga sebagai cermin pembalik (gambar 5).
Adater cermin pembalik untuk memudahkan pengamatan. Sumber foto : Agus Siswanto

8. Buat Tripod sebagai penyangga Teleskop 
Sedang untuk penyangga teleskop/tripod cara membuatnya bisa dicari di si mbah google atau mbak yutub. Ini gambar dari tele yg sdh jadi (gambar 6). Ok, sekian sedikit urun rembug dari saya Cak & Ning. Semoga bermanfaat. Jangan pernah menyerah dengan keterbatasan. Jadikan keterbatasan sebagai cambuk agar bisa lebih maju.
Penampakan akhir teleskop. Sumber foto : Agus Siswanto
Demikian Cara atau Tutorial buat Teleskop dengan Bekas Lensa Fotokopi, semoga bisa bermanfat dan memberikan informasi bagi sahabat sekalian. Terima kasih.

Tata cara Sholat Gerhana Matahari

Bagaimana tata cara shalat gerhana?
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud. Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 435-437)
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at. (HR. Muslim no. 901)
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
Ringkasnya, tata cara shalat gerhana -sama seperti shalat biasa dan bacaannya pun sama-, urutannya sebagai berikut.
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4] Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6] Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7] Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8] Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
[9] Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10] Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11] Tasyahud.
[12] Salam.
[13] Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1: 438)
Semoga bermanfaat.
Sumber rumaysho.com

Sunah sunah saat Gerhana Matahari

Khutbah Shalat Gerhana, sebagai contoh bagi yang ingin melaksanakannya.
Dalam halaman ini kami transkrip dan terjemahkan khutbah singkat Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhohullah (anggota Al Lajnah Ad Daimah) saat terjadi gerhana bulan di kota Riyadh KSA, Sabtu kemarin, 15 Muharram 1433 H, 10/12/2011. Semoga kita bisa mengambil nasehat beliau sebagai pelajaran berharga.
—-
Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Dulu di zaman jahiliyah, orang-orang menyembah matahari dan bulan. Allah Ta’alaberfirman,
وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.” (QS. Fushilat: 41)
Di zaman jahiliyah dahulu juga terdapat anggapan ketika terjadi gerhana matahari atau bulan, itu terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Dan memang dahulu terjadi gerhana di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena kematian anaknya, Ibrahim. Jadi orang-orang mengira gerhana itu terjadi karena kematian anaknya. Itulah keyakinan jahiliyah yang masih ada dahulu. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ
Matahari dan bulan adalah di antara tanda yang membuktikan kebesaran Allah. Gerhana itu muncul bukan karena sebab kematian seseorang”.[1] Ketika terjadi gerhana, Allah ingin menakuti hamba-hamba-Nya. Terjadinya gerhana bukanlah karena kematian seseorang. Allah hanya ingin menakuti hamba-Nya kala itu. Ketika gerhana itu terlihat, maka segeralah shalat dan berdo’alah sampai gerhana tersebut berakhir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ
Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan AllahKedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang.” (HR. Bukhari no. 1060 dan Muslim no. 904). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di sini mengingkari aqidah jahiliyah yang keliru ketika terjadinya gerhana matahari dan bulan. Dan hendaklah ketika terjadinya gerhana tadi, setiap orang shalat dan perbanyak do’a kala itu sampai gerhana berakhir.
Gerhana di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanyalah sekali terjadi di Madinah setelah hijrah. Ketika itu beliau keluar dengan rida’ (selendang) dengan penuh khusyu’ dalam keadaan takut pada Allah Ta’ala. Keadaan beliau kala itu seakan-akan terjadi kiamat. Perlu diketahui bahwa tidak ada yang mengetahui hari kiamat selain AllahTa’ala. Beliau kemudian shalat bersama para sahabatnya, yaitu shalat kusuf (shalat gerhana). Beliau memperpanjang bacaan, ruku’ dan sujudnya. Lama bacaan beliau seperti sedang membaca surat Al Baqarah. Setelah membaca surat, lalu beliau ruku’ dengan ruku’ yang panjang seperti berdiri. Setelah ruku’, (beliau tidak langsung sujud) namun melanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang yang lebih ringan dari yang pertama. Lalu setelah itu beliau ruku’ dengan ruku’ yang lebih ringan dari yang pertama. Setelah itu beliau melakukan dua kali sujud. Kemudian beliau berdiri dan melanjutkan raka’at kedua sama dengan cara pada raka’at pertama namun dengan tata cara yang lebih ringan. Kemudian setelah selesai raka’at kedua (seperti shalat lainnya), beliau salam. Gerhana pun selesai, lantas beliau pun memberikan nasehat pada para sahabatnya. Beliau memberi nasehat sesuai kondisi saat itu.
Intinya di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat sebanyak dua raka’at. Setiap raka’at terdapat 2 kali ruku’ dan 2 kali sujud. Jadi keseluruhan raka’at shalat gerhana terdapat 4 kali ruku’ dan 4 kali sujud. Demikianlah tata cara shalat gerhana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan inilah riwayat yang shahih yang lebih kuat dari riwayat lainnya. Namun memang ada berbagai riwayat yang menerangkan shalat kusuf (gerhana). Akan tetapi, yang tepat adalah shalat gerhana yang beliau lakukan cuma sekali. Sehingga tidak mungkin kita katakan kadang beliau melakukan cara yang ini dan waktu lain beliau melakukan cara yang lain lagi. Ingatlah bahwa beliau hanya shalat gerhana sekali saja, sehingga tata cara yang menerangkan shalat gerhana hanyalah satu. Tata cara yang lebih tepat adalah seperti yang diterangkan dalam hadits yang telah kami sebutkan. Siapa yang telah melakukan seperti itu, maka alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah.
Adapun yang dilakukan oleh sebagian orang yang malah ketika terjadinya gerhana, mereka menanti-nanti datangnya gerhana di padang pasir dan meninggalkan shalat gerhana. Ini sungguh perbuatan orang bodoh dan tanda kurangnya iman mereka. Padahal mereka bisa saja shalat.
Perlu dipahami bahwa boleh saja gerhana ini tanda awal-awal datangnya musibah. Perlu dipahami, siapa yang mampu membuat sinar matahari akan terus bersinar, begitu pula dengan rembulan? Siapa pula yang bisa menjamin bahwa sinar matahari yang tertutup tadi bisa kembali, begitu pula rembulan? Bukankah jika sinar keduanya itu hilang menandakan hari kiamat? Bukankah bisa jadi peristiwa ini adalah awal-awal datangnya adzab? Nas-alullaha al ‘afiyah (kita meminta pada Allah keselamatan).
Seorang muslim tentu tidak bisa campur tangan dalam hal-hal tadi, namun ia hanya bisa tunduk dan pasrah serta beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Para pakar memang bisa memperkirakan kapan gerhana itu datang, dapat diketahui dengan perhitung-perhitungan ketika melihat pergerakan bulan dan matahari. Hal ini dapat dikenal dari ilmu falak. Namun hal ini tidaklah menghalangi manusia untuk shalat sebagaimana diperintahkan. Gerhana juga menandakan bahwa sesuatu bisa berubah dengan kehendak Allah, Dia-lah yang menjadikan gerhana tersebut ada.
Ringkasnya, kita wajib yakin, patut, dan takut pada Allah saat keadaan seperti ini. Dan sekali lagi perlu dipahami bahwa gerhana adalah di antara tanda-tanda kiamat. Perlu diketahui bahwa setelah nabi berhijrah, gerhana hanya terjadi sekali, itu baru terjadi selama 10 tahun. Coba lihat sekarang, gerhana terjadi setiap tahun, yaitu terjadi gerhana matahari dan bulan silih berganti. Ini semua dengan kehendak Allah demi menakut-nakuti hamba-Nya. Nas-alullaha as salaamah wal ‘afiyah (kita meminta pada Allah keselamatan).
Namun ada sebagian orang yang menyangka terjadinya gerhana hanyalah peristiwa alamiah karena perputaran matahari dan bulan saja. Lalu mereka nyatakan bahwa yang meyakini gerhana itu terjadi karena Allah ingin menakut-nakuti hamba-Nya sehingga diperintahkan shalat (gerhana), itu hanyalah anggapan khurofat. Sungguh mereka yang menyatakan semacam ini, berarti mengutarakan sesuatu kekufuran, tidak lain dan tidak bukan itu adalah pernyataan kufur. Masa’ mereka menyatakan ini khurofat? Dan ini berarti menyatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebarkan khurofat? Kita berlindung pada Allah dari pemahaman sesat semacam itu. Lihatlah bagaimana yang mengutarakan pernyataan sesat di atas benar-benar telah tertipu dan benar-benar bodoh.
Kita mohon pada Allah keselamatan dan moga kita dihilangkan dari berbagai kejelekan. Semoga Allah menganugerahkan pada kita taubat yang ikhlas, dan moga Allah beri kita taufik dalam perkataan dan perbuatan.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Sumber Rumaysho.com

Gerhana Matahari 2016!

Sejarah gerhana matahari
Tentang prediksi adanya gerhana matahari telah ada sejak zaman sebelum masehi, tercatat pertama kali yang memprediksi adanya gerhana matahari adalah orang Babilonia. Astronom asal Austria melanjutkan dengan membuat kalender prediksi terjadiya gerhana matahari sejak tahun 1207 SM sampai dengan 2162. Kita juga bisa melihat temuan-temuan tentang gerhana matahari dapat kita temukan di website NASA dan timeanddate. Itulah keterangan singkat tentang sejarah terjadinya gerhana matahari yang tercatat oleh manusia di muka bumi ini.
Dalam kacamata Islam, pada zaman jahiliyah terjadinya gerhana matahari karena sebab kematian seseorang maka terjadilah gerhana matahari. Dan ini merupakan tidak benar, yang terbantahkan dengan penelitian ahli astronomi. Bahwa gerhana matahari terjadi karena kedudukan antara Matahari bula dan bumi yang sejajar sehingga terhalangnya sinar matahari yang seharusnya jatuh ke bumi oleh bulan.
Sejak tahun 1901 hingga 1995 telah tercatat sebanyak sembilan kali terjadi gerhana matahari di wilayah Indonesia.

Waktu dan lokasi prediksi terjadi gerhana matahari
Pada tanggal 5 Januari 2016 yang lalu LAPAN telah meliris bahwa diprediksi akan terjadi gerhana matahari total dan sebagian di beberapa wilayah kepulauan Indonesia pada hari Ahad tanggal 9 Maret 2016.
Adapun tempat yang akan merasakan fenomena alam yang luar biasa ini, baik gerhana matahri toal maupun sebagian diantaranya, untuk gerhana matahari total baal terjadi 10 rovinsi di Indonesia diantaranya : Palembang (Sumsel), bangka Belitung (Babel), Sampit (Kal-Teng), Palangk Raya (Kalteng), Balikpapan (Kaltim), Palu, Poso, Luwuk (Sulteng), Ternate hingga Halmahera Malut).  Di 10 provinsi tersebut akan terjadi selama 4 menit 9 detik. Luwuk (Sulteng) akan menjadi lokasi yang dilintasi gerhana matahari paling lama selama 2 menit 50 detik, mulai pada pukul 05.41 WITA, " kata Thomas Djamaluddin Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), seperti dikutip dari situs LAPAN, selasa (05/01).
Sedangkan untuk gerhana matahari sebagian akan dirasakan di beberapa kota di Indonesia diantaranya : Kota Padang, Jakarta, Badung, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Kupang, Manado dan Ambon

Foto gerhana Matahari total. Sumber : internet

Cara Menyaksikan Gerhana Matahari
Ada beberapa cara untuk menyaksikan fenomena langka ini dengan penglihatan mata dan ditambah alat yang dari alat paling sederhana hingga yang paling canggih. Cara-cara atau tutorial untu melihat gerhana matahari ini bisa ditemukan di berbagai sumber ulasan blog, website maupun video di youtube. D sini kami akan mencoba memberikan tutorial yang diperoleh dari berbagai sumber untuk melihat fenomena luar biasa ini.

a. Dengan Teleskop matahari
Teleskop atau teropong bintang merupakan alat paling idela untuk melakukan pengamatan matahari. Karena pengamat akan dapat informasi yang detail dari bagi per bagian setiap perubahan terjadinya gerhana matahari. Namun perlu diingat, tidak semua orang mampu menggunakannya karena harganya yang bisa terbilang mahal. Untuk melakukan pengamatan gerhana matahari dengan menggunakan teleskop ini tentunya tidak sertamerta seperti penggunaan saat melakukan pengamatan bintang atau bulan pada malah hari. Diperlukannya sebuah perangkat filter cahaya matahari maupun pem-filter yang mampu mereduksi inframerah dari snar matahari yang dapat berakibat fatal pada retna mata kita. Yakni dapat menyebabkan terbakarnya retina mata kita apa bila secara langsung menyaksikan sinar matahari.
Jadi sebagai peringatan, HATI-HATI MELAKUKAN PENGAMATAN DENGAN TELESKOP! Pelajari terlebih dahulu ilmunya baru melakukan eskplorasi.

Foto gerhana Matahari. Sumber : internet

b. Dengan Kotak lubang jarum
Seperti halnya metode pantulan, cara sederhana dan aman yang bisa digunakan oleh orang untuk melihat gerhana matahari adalah dengan memproyeksikannya pada sebuah lubang jarum. Proyeksikan pancaran gerhana matahari pada lubang jarum, melalui sebuah kertas atau alat lainnya sehingga sebuah pantulan gerhana matahari bisa terlihat dengan aman.
Bahan yang digunakan :
a. Kardus kosong bekas kotak sendal atau sepatu
b. Cutter/gunting
c. jarum jahit
d. Doubel tip / lem
e. Kertas foil / alumunium / grenjeng 

Cara buatnya :
a. Ambil sebuah kardus kosong, seperti kardus kotak sandal atau sepatu
b. Buat lubang lingkaran dengan diameter kurang lebih 2 cm di salah satu sisi
c. Kemudian tutup lubang tersebut dengan kertas alumunium atau kertas foil kemudian lubangi dengan sebuah jarum, area ini digunakan untuk dihadapkan ke arah gerhana matahari
d. Pada sisi yang berlawanan tambahlah kertas putih sebagai tempat terkenanya proyeksi matahari
e. Sedangkan pada sisi proyeksi tersebut dibuat lubang sebagai tempat mengamati proyeksi sinar terjadinya gerhana matahari

Video tutorialnya bisa dilihat di sini!

e. Dengan Kacamata hitam
Menggunakan kacamata hitam yang digunakan untuk melihat matahari. Atau kita bisa membuat kacamata sederhana dengan mengguakan klis film foto yang dibuat rangkap. Kemudian klis film foto tadi kita letakan di depan kacamata hitam kita. Baru digunakan untuk melakukan pengamatan gerhana matahari.

d. Dengan Air bejana
Cara yang paling murah dan mudah dengan cara meletakan air ke dalam bejana. Diletakan air di dalam bejana, bisa dengan ember, panci besar ataupun baskom. Letakan air bejana tadi menghadap ke arah gerhana matahari. Kita melakukan pengamatan dengan melihat pantulan atau proyeksi dari air di dalam bejana tadi

Nantikan artikel selajutnya yang akan mengulas tentang gerhana matahari dalam pandangan Islam. Apa saja Sunah-sunah saat gerhana matahari, Matahari di dalam al Quran

Demikian artikel tentang Gerhana Matahari 2016 semoga bermanfaat.